Labels

Ads 468x60px

Tak Ikut ke Toronto, Anggito Beri Saran ke Presiden

JAKARTA - Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementrian Keuangan Anggito Abimanyu memang tak hadir dalam pertemuan puncak KTT G-20 di Toronto, Kanada. Namun, ia kemarin berkesempatan memberikan saran-saran kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang hari ini hingga besok menghadiri pertemuan pemimpin 20 negara dengan volume ekonomi terbesar tersebut. Anggito kemarin memaparkan pendapat-pendapatnya dalam diskusi bersama para wartawan di ruang Lokasawala, Kantor Menko Perekonomian, Jakarta.

Dalam KTT di Toronto, Anggito sebenarnya juga diundang oleh Presiden SBY untuk turut serta dalam rombongan Istana Kepresidenan. Namun, Anggito memilih tidak ikut. “Ini saya absen, meski sebelumnya selalu ikut,” kata Anggito.

Dalam tiga KTT sebelumnya, yakni di Washington DC (2008), London (2009), dan Pittsburgh (2009), selalu menjadi tim inti delegasi Indonesia. Dalam pertemuan tingkat menteri, ia selalu menjadi orang kedua setelah Sri Mulyani Indrawati, menteri keuangan kala itu.

Apa alasan menolak ikut ke Washington? “Tidak usah dijawab yang itu, saya tidak mau. Karena nanti pasti panjang dan salah tulis,” kata staf pengajar Universitas Gadjah Mada tersebut.

Anggito menyarankan agar Presiden memperjuangkan terbentuknya jaring pengaman sistem keuangan global atau global financial safety nets (GFSN). “Ini sangat penting untuk mengantisipasi krisis,” kata Anggito.

Reformasi terhadap Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, kata Anggito, juga harus menjadi fokus agenda Indonesia. Reformasi tersebut mencakup peningkatan kuota bagi negara-negara berkembang. Saat ini, hak suara di dua lembaga keuangan dunia tersebut dinilai Anggito tidak adil. Eropa misalnya, dinilai memiliki hak suara terlalu besar.

Seleksi manajer senior hingga pucuk pimpinan IMF dan Bank Dunia juga diminta diperbaiki. Selama ini, pucuk pimpinan IMF selalu dari Eropa, Bank Dunia merupakan jatah Amerika Serikat, dan Bank Pembangunan Asia (ADB) selalu dipimpin orang Jepang. “Nanti tak bisa lagi seperti itu,” kata Anggito.

Penunjukan manajer senior juga harus melalui seleksi. “Tak bisa dengan lobi dan ditunjuk,” kata Anggito, seraya tersenyum.

Sumber : RadarSulteng

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.